Assalamu’alaikum Wr. Wb…
Pada sebuah kajian di masjid dekat tempat tinggal saya, sang Ustad
menyampaikan bahwa sebenarnya kita hidup di dunia ini semuanya adalah ujian
kesabaran. Kemudian saya berpikir benar juga apa yang disampaikan Ustad itu,
hanya saja terkadang kita kurang sabar dalam menjalani hidup ini. Kemudian
beliau melanjutkan lagi dengan menceritakan sebuah kisah menarik yang membuat
saya lebih memahami tentang kesabaran dalam hidup.
Ceritanya begini, suatu hari ada
seorang perempuan yang pergi ke pasar membeli buah semangka. Sesampainya di
rumah ternyata semangka yang dibelinya tidak merah dan tidak manis seperti apa
yang diharapkannya. Tentu saja perempuan tersebut kesal dan marah-marah akan
hal itu. Melihat hal itu suami dari perempuan tersebut hanya diam dan tersenyum
saja. Malam harinya sebelum tidur kembali sang istri menyampaikan luapan
kekecewaanya akan semangka yang dibelinya tadi kepada sang suami. Menanggapi
hal itu, sang suami kembali tersenyum dan bertanya kepada istrinya. “sebenarnya
adik ini marahnya sama siapa? Apakah sama penjual di pasar, petani di kebun
atau yang Menciptakan buah semangkanya itu? Kalau penjual di pasar tentu dia
tidak akan mau menjual buah semangka yang tidak merah dan tidak manis seperti
yang adik beli tadi. Karena kalau dia menjual buah yang seperti itu tentu besok
tidak ada lagi yang mau membeli buah disana. Kalau petani di kebun tentu dia
juga tidak mau menanam buah semangka yang seperti itu. Karena kalau dia menanam
buah yang seperti itu tentu besok tidak ada lagi yang mau membeli buah di
kebunnya. Jadi sebetulnya adik marahnya sama siapa?”
Kira-kira begitulah
ceritanya, dengan sedikit perubahan redaksi tapi tidak merubah maknanya. Terkadang
memang kita dihadapkan pada banyak ketidak sesuaian dengan apa yang kita
harapkan. Kita megharapkan A tapi yang kita dapat B, kita merencanakan C tapi
yang terjadi malah D. Spontan saja kita marah-marah dan menyalahkan orang-orang
yang kita anggap menjadi penyebab melesetnya ekspetasi yang kita buat. Tidak
hanya itu, barang-barang yang tidak berdosa pun sering menjadi pelampiasan
kemarahan dan kekecewaan seseorang, kan sayang. Heheh.
Saya juga termasuk orang yang
mudah emosional. Ibu saya sering menasehati saya dengan berkata “sabarlah nak,
jangan tak sabaran. Tak boleh jadi orang pemarah doh”. Tidak hanya itu, kawan
saya yang berinisial Budi Setiawan juga sering menasehati “sabar man, nggak
boleh emosi”. Namun saya tetap saja masih sulit menahan emosi. Saya selalu
berusaha untuk mengontrol emosi yang kadang terlalu meledak-ledak. Karena saya
ingin Allah selalu bersama saya, Allah beserta orang-orang yang sabar.
Intinya, apapun yang kita
lakukan, apapun yang kita dapatkan, yakinlah itu adalah yang terbaik untuk
kita. Yang penting kita selalu berusaha melakukan yang terbaik. Ingatlah bahwa
proses tidak akan mengkhianati hasil. Kita memang diciptakan untuk menunggu,
menunggu saat kembali kepada-Nya. Kalau orang-orang bilang menunggu adalah hal
yang membosankan, saya rasa kita bisa merubah hal yang membosankan itu menjadi
hal yang menyenangkan. Allah telah memberikan petunjuk tentang banyak hal yang
dapat kita lakukan ketika sedang menunggu, menunggu apapun itu. Karena bosan
itu datang kepada siapa yang tidak melakukan apa-apa. Kita harus sadar bahwa
tidak mungkin Allah menciptakan segala sesuatu itu sia-sia. Percaya atau tidak,
tapi dimanapun kita berada, dimanapun kita melihat disana selalu ada
tanda-tanda kekuasaan allah. tentunya bagi orang-orang yang berfikir.
Intinya lagi, marilah kita
berusaha untuk menjadi orang yang lebih sabar dalam menjalani kehidupan ini.
Karena segala fasilitas yang diberikan Allah untuk kita itu bukanlah sesuatu
yang biasa, tapi sangat sangat luar biasa. Berbagai hal yang kita alami tentu
akibat dari hal yang kita lakukan sebelumnya. Atau mungkin semua itu hasil dari
pilihan kita sendiri yang tidak meminta petunjuk dari Allah yang mengatur
segalanya. Kalau kita sudah berusaha sebaik mungkin, melakukan apa yang sesuai
dengan keinginan-Nya, tentu Dia akan memberikan yang terbaik untuk kita. Tugas
kita ya menunggu dengan sabar. Jangan pernah bosan menunggu dan jangan pernah
berhenti bersabar. Menunggu dan bersabar bukan berarti tidak berbuat apa-apa yaa. So, marilah kita berusaha untuk tidak mudah marah dan
menyalahkan orang lain. Saling mengingatkan dalam kebenaran dan saling
mengingatkan dalam kesabaran. Jadi sebenarnya, selama ini kita marah pada
siapa??
Wassalamu’alaikum Wr. Wb…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar