Sabtu, 15 Oktober 2016

Karena Nila Setitik, Rusak Susu Sebelanga

Karena sekali kejahatan, rusaklah semua kebaikan...
Assalamu’alaikum iman.
Apa kabar? masih tetap berdiri di tempat itu kah? Atau sudah berpindah? atau sebentar bertahan sebentar berpindah?
Yaah. . . kita tak pernah tau apakah iman itu akan tetap istiqomah selamanya atau malah akan turun untuk selama-lamanya. Nauzubillah.. Semoga hal itu tidak terjadi kepada kita semua. Aamiin
Berbicara tentang iman, terkadang iman itu bisa berada di atas dan terkadang bisa berada di bawah. Di saat iman berada di atas itu karena ketaatan-ketaatan kita kepada Allah Swt. Sedangkan di saat iman berada di bawah itu di sebabkan karena kemaksiatan yang kita lakukan, baik kita sadari ataupun tidak kita sadari.
Itulah sebabnya ana mengawali tulisan ini dengan pribahasa “karena nila setitk, rusak susu sebelanga”. Agaknya pribahasa itu harus kita renungkan dan kita tanamkan dalam kehidupan kita. Karena pribahasa itu mengingatkan kita untuk senantiasa menjauhkan diri dari setiap perbuatan kejahatan alias maksiat, walaupun perkaranya kecil atau kalau tidak ia akan memusnahkan kebaikan yang pernah kita lakukan. Faktanya memang iman yang ada di dalam hati manusia itu dapat luntur dan terkikis karena “nila-nila” yang menetesi hati setetes demi setetes. Tanpa kita sadari setiap hari kita selalu dihadapkan dengan”nila-nila” dunia yang terkadang dibungkus dengan keindahan. Sehingga tidak sedikit dari kita yang kemudian terjerumus kedalamnya. Malahan ada juga yang sudah tau bahwa itu sebenarnya bukan perkara yang baik, namun karena hal kecil jadi ya sekali-kali nggak apa-apa lah. Kadang memang perkaranya kecil, tapi kalau dibiarkan lama kelamaan akan menggunung dan menjadi kebiasaan. Itulah yang kemudian dapat melunturkan keyakinan yang telah bersusah payah dibangun selama ini.
Iman naik karena ketaatan dan iman turun karena kemaksiatan.
Iman naik karena ketaatan, ketaatan seperti apa? Banyak bentuk-bentuk ketaatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keimanan kita. Mulai Dari yang bentuknya wajib, jelas dan pasti, sampai pada perkara yang kita anggap biasa namun dapat memberikan efek yang luarbiasa. Contoh perkara yang sudah jelas seperti Sholat, Puasa, baca Al-Qur’an dan hal-hal semacamnya. Namun hal yang belum jelas tapi sebenarnya itu bentuk ketaatan kita kepada Allah Swt. ini yang banyak mengecoh kita. Hal yang seharusnya dapat menambah keimanan kita malah menjadi boomerang dan meruntuhkan iman itu.
Sudah jelas bahwa Allah Swt. menciptakan kita manusia untuk beribadah kepadanya. Berarti setiap langkah tingkah laku dan gerak gerik yang kita lakukan harus kita niatkan untuk beribadah kepadaNya. Seorang mahasiswa belajar di bangku kuliah, niatkan karena Allah Swt., nilainya ibadah, menambah ketaatan, meningkatkan keimanan. Dosen yang mengajar pun sama, niatkan karena Allah Swt., nilainya ibadah, menambah ketaatan, meningkatkan keimanan. Penjual di kantin, berjualan niatkan karena Allah Swt., nilainya ibadah, menambah ketaatan, meningkatkan keimanan. Ini hal-hal biasa yang dapat kita lakukan untuk menambah ketaatan kita.
Masa’ iyaa ?? Segala sesuatu yang kita lakukan kita niatkan karena Allah Swt., ikhlas lillahi ta’ala, insya Allah hati kita akan selalu tertuju kepada Allah semata ketika kita melakukannya. Kalau hati kita tertujunya kepada Allah saja, mudah-mudahan keimanan kita akan semakin meningkat karenanya.
Iman turun karena kemaksiatan. Kemaksiatan serperti apa yang sudah kita lakukan sehingga membuat iman kita turun dan membuat kita lalai untuk melakukan sesuatu? Tinggal dibalik aja hal yang ada diatas tadi. Kita melakukan sesuatu bukan karena Allah Swt. Kita mengharapkan pujian, materi, imbalan dan sejenisnya. Ditambah lagi dusta, riya, ngerumpi, kikir dan kawan-kawannya. Lengkaplah sudah kemaksiatannya. Kalau hal yang seperti ini dibiarkan terus menerus gimana nggak tenggelam imannya. Sekali saja kita melakukan kemaksiatan ini, bisa jadi akan terulang yang kedua dan yang kesekian kalinya. Karena sudah jelas bahwa setan itu menjadikan terasa indah kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia. Maka “nila-nila” dunia itu kadang susah dibedakan. Hanya kacamata imanlah yang dapat melihat dan membedakannya.
Lalu apa yang harus kita lakukan di saat iman kita turun? Ya ana ada beberapa solusi di saat iman kita mulai turun. Pertama, tilawah lah/membaca Al-qur’an. Karena al-qur’an adalah satu-satunya obat yang mengembalikan iman kita. Kedua, perbanyaklah berzikir. Karena berzikir salah satu membersihkan hati. Ketiga, memperbanyak mengikuti majelis ilmu dan berkumpul dengan orang-orang sholeh. Keempat, memperbanyak amal sholeh. Kelima, mengingat kematian. Dan yang terakhir adalah bermunasab/berdoa kepada Allah swt. Karena Allah lah yang memiliki hati ini, Allah juga yang telah menanamkan iman dalam hati kita, jadi jangan biarkan iman itu meredup dan padam.
Allahumma a’inna ‘ala dzikrika wasyukrika wahusni ibadatik.
*pernahkah kita menyadari bahwa kematian tak pernah kita duga*
*jangan menunggu tua, bisa jadi kita mati muda*
*jangan tunggu sakit, sebab syarat mati tidak harus sakit*
Semoga bermanfaat, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

_Lusi Hardianti A. H

1 komentar: