Rabu, 06 April 2016

Sebenarnya Marah Pada Siapa ?

Assalamu’alaikum Wr. Wb…

Pada sebuah kajian di  masjid dekat tempat tinggal saya, sang Ustad menyampaikan bahwa sebenarnya kita hidup di dunia ini semuanya adalah ujian kesabaran. Kemudian saya berpikir benar juga apa yang disampaikan Ustad itu, hanya saja terkadang kita kurang sabar dalam menjalani hidup ini. Kemudian beliau melanjutkan lagi dengan menceritakan sebuah kisah menarik yang membuat saya lebih memahami tentang kesabaran dalam hidup.

Ceritanya begini, suatu hari ada seorang perempuan yang pergi ke pasar membeli buah semangka. Sesampainya di rumah ternyata semangka yang dibelinya tidak merah dan tidak manis seperti apa yang diharapkannya. Tentu saja perempuan tersebut kesal dan marah-marah akan hal itu. Melihat hal itu suami dari perempuan tersebut hanya diam dan tersenyum saja. Malam harinya sebelum tidur kembali sang istri menyampaikan luapan kekecewaanya akan semangka yang dibelinya tadi kepada sang suami. Menanggapi hal itu, sang suami kembali tersenyum dan bertanya kepada istrinya. “sebenarnya adik ini marahnya sama siapa? Apakah sama penjual di pasar, petani di kebun atau yang Menciptakan buah semangkanya itu? Kalau penjual di pasar tentu dia tidak akan mau menjual buah semangka yang tidak merah dan tidak manis seperti yang adik beli tadi. Karena kalau dia menjual buah yang seperti itu tentu besok tidak ada lagi yang mau membeli buah disana. Kalau petani di kebun tentu dia juga tidak mau menanam buah semangka yang seperti itu. Karena kalau dia menanam buah yang seperti itu tentu besok tidak ada lagi yang mau membeli buah di kebunnya. Jadi sebetulnya adik marahnya sama siapa?”

Kira-kira begitulah ceritanya, dengan sedikit perubahan redaksi tapi tidak merubah maknanya. Terkadang memang kita dihadapkan pada banyak ketidak sesuaian dengan apa yang kita harapkan. Kita megharapkan A tapi yang kita dapat B, kita merencanakan C tapi yang terjadi malah D. Spontan saja kita marah-marah dan menyalahkan orang-orang yang kita anggap menjadi penyebab melesetnya ekspetasi yang kita buat. Tidak hanya itu, barang-barang yang tidak berdosa pun sering menjadi pelampiasan kemarahan dan kekecewaan seseorang, kan sayang. Heheh.

Saya juga termasuk orang yang mudah emosional. Ibu saya sering menasehati saya dengan berkata “sabarlah nak, jangan tak sabaran. Tak boleh jadi orang pemarah doh”. Tidak hanya itu, kawan saya yang berinisial Budi Setiawan juga sering menasehati “sabar man, nggak boleh emosi”. Namun saya tetap saja masih sulit menahan emosi. Saya selalu berusaha untuk mengontrol emosi yang kadang terlalu meledak-ledak. Karena saya ingin Allah selalu bersama saya, Allah beserta orang-orang yang sabar.

Intinya, apapun yang kita lakukan, apapun yang kita dapatkan, yakinlah itu adalah yang terbaik untuk kita. Yang penting kita selalu berusaha melakukan yang terbaik. Ingatlah bahwa proses tidak akan mengkhianati hasil. Kita memang diciptakan untuk menunggu, menunggu saat kembali kepada-Nya. Kalau orang-orang bilang menunggu adalah hal yang membosankan, saya rasa kita bisa merubah hal yang membosankan itu menjadi hal yang menyenangkan. Allah telah memberikan petunjuk tentang banyak hal yang dapat kita lakukan ketika sedang menunggu, menunggu apapun itu. Karena bosan itu datang kepada siapa yang tidak melakukan apa-apa. Kita harus sadar bahwa tidak mungkin Allah menciptakan segala sesuatu itu sia-sia. Percaya atau tidak, tapi dimanapun kita berada, dimanapun kita melihat disana selalu ada tanda-tanda kekuasaan allah. tentunya bagi orang-orang yang berfikir.

Intinya lagi, marilah kita berusaha untuk menjadi orang yang lebih sabar dalam menjalani kehidupan ini. Karena segala fasilitas yang diberikan Allah untuk kita itu bukanlah sesuatu yang biasa, tapi sangat sangat luar biasa. Berbagai hal yang kita alami tentu akibat dari hal yang kita lakukan sebelumnya. Atau mungkin semua itu hasil dari pilihan kita sendiri yang tidak meminta petunjuk dari Allah yang mengatur segalanya. Kalau kita sudah berusaha sebaik mungkin, melakukan apa yang sesuai dengan keinginan-Nya, tentu Dia akan memberikan yang terbaik untuk kita. Tugas kita ya menunggu dengan sabar. Jangan pernah bosan menunggu dan jangan pernah berhenti bersabar. Menunggu dan bersabar bukan berarti tidak berbuat apa-apa yaa.  So, marilah kita berusaha untuk tidak mudah marah dan menyalahkan orang lain. Saling mengingatkan dalam kebenaran dan saling mengingatkan dalam kesabaran. Jadi sebenarnya, selama ini kita marah pada siapa??

Wassalamu’alaikum Wr. Wb…